Wednesday, September 4, 2019
Doa Pasti Dikabulkan
Salah satu kisah menginspirasikan yang termaktub dalam al-Quran adalah kisah Nabiyullah Zakariya dan Siti Maryam.
Siti Maryam adalah wanita yang diabadikan kisahnya oleh Allah swt dalam Al-Quran. Krn ketakwaan dan ketaatannya yg luar biasa. Dan yg paling menonjol dari kepribadian Siti Maryam adalah keiffahan dan keterpeliharaannya dari maksiat, khususnya maksiat yang berkaitan dengan hubungan laki-laki dan perempuan.
Karena ini, Allah swt menganugerahi karamah dan kemulian kepada Siti Maryam. Di antaranya adalah turunnya hidangan utk nya dari langit. Berupa buah-buahan musim panas ketika musim dingin dan buah-buahan musim dingin ketika musim panas.
Melihat hal tersebut bertambahlah keimanan Nabi Zakariya dan berkata:
إن الذي قدر على أن يأتي مريم بالفاكهة في غير وقتها وحينها من غير سبب لقادر أن يصلح زوجي ويهب لي ولدا في غير حينه مع الكبر وطمع في الولد
Zat yang kuasa memberikan Maryam buah-buahan bukan pada musimnya pastilah berkuasa utk memberikan aku anak bukan pada waktunya.
Secara lojik ilmu doktor, umur Nabi Zakariya dan istrinya tidak lagi produktif. Artinya tidak mungkin memiliki anak. Tp karena keyakinan yang kuat akan kemaha-kuasaan Allah swt, hal tsb tidak menjadi pengahalang bagi Nabi Zakariya untuk berdoa dan meminta kepada Allah swt supaya dikarunia Anak.
قالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعاءِ
Nabi Zakariya berdoa: Ya tuhan, karuniakan kepadaku dari sisi engkau akan anak yang shalih, sesungguhnya engkau itu yang maha mengijabah doa. (QS. Ali Imran 38)
40 tahun berselang setelah Nabi Zakariya berdoa, Allah swt baru mengabulkan doa beliau dan mengaruniakan beliau anak yg shalih dan kelak akan menjadi seorang Nabi, yaitu Nabiyullah Yahya as. Umur Nabi Zakariya pada saat itu adalah 120 tahun dan istrinya 98 tahun.
40 tahun bukan waktu yang singkat. Tp selama itu, Allah swt baru mengabulkan doa Nabiyullah Zakariya. Padahal beliau seorang Nabi dan rasulullah.
Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, setiap manusia pasti memiliki masalah, ditimpa musibah, menghadapi ujian-ujian dari Allah, dan juga, setiap manusia memiliki keperluan, keinginan dan cita-cita, yang kadang nyaris mustahil terwujud. Nah, Allah swt sebagai pencipta manusia mengetahui hal tsb dan DIA memberikan solusinya, yaitu yang tertera dalam surat Al-Ghafir.
وَقالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Allah swt berfirman: Berdoalah, niscaya aku terima. (QS. Al-Ghafir 60)
Apakah benar setiap doa diterima?
Jawabannya tentu benar. Itu merupakan firman Allah swt Al-Quran. Kebenarannya tidak diragukan lagi. Yang berbeda adalah cara Allah swt dalam menerima doa hamba-hambanya. Dalam tafsir Khazin, ada sebuah hadis yang menjelaskannya.
ما من رجل يدعو الله تعالى بدعاء إلا استجيب له فإما أن يعجل له به في الدنيا وإما أن يدخر له في الآخرة وإما أن يكفر عنه من ذنوبه بقدر ما دعا ما لم يدع بإثم أو قطيعة رحم أو يستعجل قالوا يا رسول الله وكيف يستعجل قال يقول دعوت ربي فما استجاب لي
Cara-cara Allah swt mengabulkan doa:
1. Diberikan langsung permintaannya di dunia.
2. Disimpan dan akan diberikan kelak di hari kiamat.
3. Diganti dengan yang lain, yaitu diampunkan dosa-dosanya. (HR. Tirmidzi)
Ada satu doa, dimana Allah swt pasti memberikannya sesuai yang diminta dan dalam waktu seketika. Tidak ada keraguan dalam hal ini.
Minta ilmu, Allah beri ilmu. Minta kaya Allah beri kaya. Minta husnul khatimah, Allah beri husnul khatimah. Minta apa saja, Allah pasti beri.
Doa apakah itu?
Rasulullah saw bersabda:
فِيهِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إلَّا أَعْطَاهُ إيَّاهُ
Pada hari jumat ada satu waktu makbul, yg jika doa tepat pada waktu tsb, maka pasti Allah swt memberikan apa saja yang dimintainya. (HR. Bukhari dan Muslim)
Waktu tersebut sangat singkat. Keberadaannya adalah di antara duduknya khatib di atas mimbar sampai selasainya shalat. (Mahalli, Mughni, Nihayah, Tuhfah dan Najmul Wahaj)
وَسُئِلَ الْبُلْقِينِيُّ: كَيْفَ يُسْتَحَبُّ الدُّعَاءُ فِي حَالِ الْخُطْبَةِ وَهُوَ مَأْمُورٌ بِالْإِنْصَاتِ؟
Imam Bulqini ditanyai: bagaimana mungkin dianjurkan berdoa saat khutbah. Bukankah pada saat itu(khutbah) dianjurkan diam?
فَأَجَابَ بِأَنَّهُ لَيْسَ مِنْ شَرْطِ الدُّعَاءِ التَّلَفُّظُ بَلْ اسْتِحْضَارُ ذَلِكَ بِقَلْبِهِ كَافٍ فِي ذَلِكَ.
Beliau menjawab: Doa tidak mesti diucapkan dengan lisan. Tetapi boleh juga diucapkan dengan hati.
Memang sulit mendapatkannya. Memerlukan usaha yang maksimal dan perhatian yang besar. Sangat beruntung orang yang doanya tepat pada waktu tsb.
Semoga kita termasuk orang yg diberikan keistiqamahan dalam berdoa dan Allah swt mengabulkannya. Amin...sesungguh nya orang yang terlebih memahami hadis dan al quran adalah al ulamak warisatul ambiya..maka ikutilah jalan pemahaman ulamak bukan nya jalan intelektual yg sudah tidak bernasab ke nabi..apatah lagi yg phd thesis Islam nya berguru ke orientalis Yahudi . Hina ulamak maka pasti Yahudi yg membenci nabi.. Nauzubillah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment