Kekasih Allah atau Wali Allah salah satu tingkatannya adalah muslim yang sholeh atau sholihin
Firman Allah ta'ala yang artinya,
“Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah,
yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan
orang-orang sholeh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya .” (QS
An Nisaa [4]: 69)
Muslim yang terbaik untuk bukan Nabi dalam
meraih maqom disisiNya sehingga menjadi kekasih Allah (wali Allah)
dengan mencapai shiddiqin, muslim yang membenarkan dan menyaksikan Allah
dengan hatinya (ain bashiroh) atau muslim yang bermakrifat.
Bermacam-macam tingkatan shiddiqin.Maka mereka adalah kalangan yang hampir dengan Allah untuk kita jadikan posmen atau su dalam memohon permohonan yang baik.
Namun kalangan wahabi meingkarinya,lantaran sikap munafik mereka,,
Mereka
masih saja mengingkari bolehnya bertawassul dengan orang-orang sholeh
atau kaum muslim yang telah meraih maqom disisiNya yang telah wafat
Pada hakikatnya kaum muslim bertawassul dengan orang sholeh yang telah wafat setiap harinya.
Pada awalnya para Sahabat ketika duduk dalam shalat (tahiyyat),
bertawasul dengan menyebut nama-nama orang-orang sholeh yang telah wafat
maupun dengan para malaikat namun Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam mengajarkan untuk menyingkatnya menjadi “Assalaamu’alaina
wa’alaa ‘ibaadillaahish shoolihiin”, maka hal itu sudah mencakup seluruh
hamba-hamba Allah yang sholeh baik di langit maupun di bumi“.
Hamba Allah yang sholeh di langit maknanya penduduk langit, para
malaikat dan kaum muslim yang telah meraih maqom disisiNya yang telah
wafat , dan hamba sholeh di bumi adalah hamba Allah yang sholeh yang
masih hidup.
Hadits selengkapnya
Telah menceritakan
kepada kami Umar bin Hafsh telah menceritakan kepada kami Ayahku telah
menceritakan kepada kami Al A’masy dia berkata; telah menceritakan
kepadaku Syaqiq dari Abdullah dia berkata; Ketika kami membaca shalawat
di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka kami mengucapkan:
ASSALAAMU ‘ALALLAHI QABLA ‘IBAADIHI, ASSALAAMU ‘ALAA JIBRIIL, ASSSALAAMU
‘ALAA MIKAA`IIL, ASSALAAMU ‘ALAA FULAAN WA FULAAN (Semoga keselamatan
terlimpahkan kepada Allah, semoga keselamatan terlimpah kepada Jibril,
Mika’il, kepada fulan dan fulan). Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam selesai melaksanakan shalat, beliau menghadapkan wajahnya
kepada kami dan bersabda: Sesungguhnya Allah adalah As salam, apabila
salah seorang dari kalian duduk dalam shalat (tahiyyat), hendaknya
mengucapkan; AT-TAHIYYATUT LILLAHI WASH-SHALAWAATU WATH-THAYYIBAATU,
ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN-NABIYYU WA RAHMATULLAHI WA BARAKAATUH,
ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALA ‘IBAADILLAAHISH SHAALIHIIN, (penghormatan,
rahmat dan kebaikan hanya milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat, dan
keberkahan tetap ada pada engkau wahai Nabi. Keselamatan juga semoga ada
pada hamba-hamba Allah yang shalih. Sesungguhnya jika ia
mengucapkannya, maka hal itu sudah mencakup seluruh hamba-hamba yang
shalih baik di langit maupun di bumi, lalu melanjutkan; ASYHADU ALLAA
ILAAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHU WA RASUULUH (Aku
bersaksi bahwa tiada Dzat yang berhak disembah selain Allah, dan
Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya). Setelah itu ia boleh memilih do’a
yang ia kehendaki. (HR Bukhari 5762).
Kita adalah
hamba yang lemah.. Ya Allah, dalam setiap detik hembusan nafas adalah
milikMu. Dalam setiap langkah merentasi waktu yang singkat ini adalah
milikMu. Dalam setiap bicara patah lidah yang pendek, dalam setiap
perkiraan akal yang dangkal.. sesungguhnya semuanya adalah pinjamanMU...
Ya Allah.. Pilihlah aku sebagai hambaMu yang tahu bersyukur....
No comments:
Post a Comment